Berita TerkiniDaerahPendidikan

Heboh, Seorang Bocah SMP di Lampung Utara Diduga Dikeroyok 6 Pelajar Laki-laki dan Sempat Pingsan di Sekolah

IdentikPos.com, Lampung Utara – Seorang bocah Pelajar yang bersekolah di SMPN 2 Bukit Kemuning, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara, RL (13) diduga mengalami pengeroyokan (Bullying) oleh 6 laki-laki sesama pelajar tempat dirinya bersekolah.

Sang ibu korban, NH (40) menceritakan peristiwa itu terjadi pada Jum’at 23 Agustus 2024 lalu, berawal saat anaknya diminta di ajak duel oleh salah satu siswa dari ke-enam pelajar SMP tersebut sehabis pulang sekolah, namun RL tidak menanggapinya.

” Anak pelajar tersebut tetap mengajak anak saya untuk berduel, sehingga anak saya menangis dan tidak lama kemudian setelah istirahat salah satu pelajar tetap mengajak anak saya ke belakang sekolah setelah istirahat untuk berkelahi, di sanalah pengeroyokan itu terjadi,” ungkap sang ibu korban Kamis, 29 Agustus 2024.

Atas pengeroyokan tersebut, RL mendapat perlakuan kekerasan pukulan pada bagian kepala belakang menggunakan kayu kopi, kemudian RL sempat pingsan dan ke-enam pelajar tersebut diduga masih tetap menginjak injak tubuh korban.

“Dipukulkannya kepala anak saya pake kayu kopi, setelah anak saya sudah tidak sadarkan diri, masih saja anak-anak itu menginjak injak tubuh anak saya. Anak saya sempet ngelawan juga cuma anak saya seorang diri melawan ke-enam pelajar tersebut kan gimana,” tutur sang ibu.

Sang ibu mengatakan, sebelumnya dia tidak mengetahui jika anaknya mendapat kekerasan di sekolah. Hal itu terungkap saat dirinya mendapat kabar anaknya pingsan di sekolah, barulah temannya yang lain mengungkap jika RL mengalami pengeroyokan.

Lanjut sang ibu, memang pihak keluarga yang mengeroyok RL dan pihak apartur desa yang di wakili oleh Kepala Desa Ujan mas, pada tanggal 26 Agustus 2024 sudah membuat surat pernyataan perdamaian di sekolah.

” Awalnya saya dan keluarga tidak mau berdamai sampai anak kami benar-benar sehat, akan tetapi pihak sekolah telah memanggil untuk memfasilitasinya kedua belah pihak keluarga untuk melakukan perdamaian. setelah membuat surat pernyataan perdamaian, seolah-olah tidak ada peristiwa pengeroyokan tersebut, apalagi pihak sekolah terkesan berdiam diri. ini yang membuat keluarga kami menyesalkan perlakuan mereka,” tutur sang ibu.

Hingga berita ini ditayangkan tim kru media ini masih menggali keterangan resmi dari pihak yang berkompeten.

Pewarta: Deni Andestia

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button